Judul: Lorong Waktu, Lima Puluh Puisi Riwanto Tirtosudarmo Penulis: Riwanto Tirtosudarmo Editor: Indro Suprobo Isi: 14 X 20 cm, xx + 56 hlm Cetakan Pertama: Mei 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Puisi-puisi, kalaulah bisa disebut sebagai puisi, yang ter-kumpul dalam buku ini, barangkali bisa dilihat sebagai penanda sebuah perjalanan. Masing-masing dilahirkan, ketika muncul dorongan untuk menuliskan, bisa ketika sudah di tempat ber-teduh, atau pun ketika masih di tengah perjalanan. Sebagai penanda sebuah perjalanan, apa-apa yang dituliskan sering seperti catatan dari apa yang terlihat, meskipun ada juga yang mirip perenungan, meskipun tidak pernah mendalam. Setiap perjalanan selalu melewati lorong waktu, meskipun setiap saat kita sesungguhnya berada dalam sebuah pember-hentian, di sebuah titik di saat ini dan di sini, ketika itulah kita bisa menengok ke belakang, ke masa lalu yang telah menjadi ingatan. Di dalam lorong waktu itu kita pun seperti bisa menatap ke depa...
Judul: (Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik Penulis: Ahmad Syaify et.al. Editor: Ons Untoro, Indro Suprobo Isi: 14 X 20 cm, x + 282 hlm Cetakan Pertama: Mei 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka MEMBACA tulisan para lansia yang terhimpun dalam buku bertajuk (Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik, mem-buat saya takjub. Karena, para lansia yang usianya di atas 60 tahun, bahkan ada yang mencapai 80 tahun, masih rajin menulis. Biasanya, lansia yang sudah pensiun, mengisi waktu dengan melakukan rekreasi, atau bermain dengan cucunya. Singkat kata, tidak lagi melakukan aktivitas yang ‘memeras’ atau mendayagunakan pikiran. Saya kian tertarik, justru karena mereka sudah lansia, lan-sia muda (60-65 tahun) maupun di atas lansia muda. Pada usia tersebut, aktivitas menulis masih terus dilakukan, pikir-an tidak dibiarkan berhenti untuk bekerja, namun dijaga agar terus digunakan, sehingga dalam usia senja pikiran tetap jer-nih dan waras. Yang mengundang decak kagum, ini bukanlah buku yang ...