Skip to main content

Posts

Sosial-Demokrasi, Kumpulan Tulisan

  Judul: Sosial-Demokrasi, Kumpulan Tulisan Penulis: Imam Yudotomo Editor: Indro Suprobo, Ons Untoro Isi:  14 X 20 cm, x + 396 hlm  Cetakan Pertama: November 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Buku Sosial Demokrasi yang ditulisnya merupakan kum-pulan tulisan lepas, yang semuanya menyampaikan perihal sosialisme, yang dia yakini sampai akhir hayatnya. Dalam pikirannya, sosialisme seperti tidak pernah hilang. Nafas hidup-nya adalah nafas seorang sosialis, sehingga setiap dia berbicara nafas sosialis selalu terhirup. Yang saya kagumi, Mas Imam sangat yakin atas pilihannya itu, dan terus menghidupi pilihan itu dengan aneka kegiatan, tidak hanya di Indonesia, melainkan aktif di jaringan sosialisme internasional. Pikirannya tidak pernah berhenti berputar. Ingatannya kuat ketika bercerita menyangkut tokoh-tokoh sosialis di Indonesia. Di dalam buku ini, ada salah satu tokoh sosialis, yang dia tulis, dan hanya disebut ‘Bung Johan’ tanpa menyertakan nama lengkapnya. Saya kira, yang...
Recent posts

Kitab Omon-Omon, Antologi Puisi Humor Politik

  Judul: Kitab Omon-Omon, Antologi Puisi Humor Politik Penulis: Acep Syahril et.al. Editor: Ons Untoro, Joshua Igho, Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, xxii + 160 hlm  Cetakan Pertama: November 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Puisi Humor Politik Tema ini mengandung tiga kata. Masing-masing kata memiliki makna sendiri. Artinya, kalau masing-masing kata dipisah memiliki pengertiannya sendiri: Puisi, Humor dan Politik. Namun ketiga kata dijadikan satu tema, sesungguhnya sudah memiliki kelucuan tersendiri. Puisi humor sekaligus menggelitik bukan sesuatu yang baru. Setidaknya ditahun 1970-an ada puisi jenis itu, yang dikenal dengan istilah puisi mbeling. Dalam puisi ini kita menemukan puisi yang ditulis secara nakal, atau mbeling dalam bahasa Jawa, namun tidak norak, atau kasar. Malah mengandung kelucuan. Ada suasana humor, yang tidak hanya mengudang tawa. Namun juga menghadirkan suasana getir. Tidak mudah menulis puisi humor, apalagi penyair yang tidak terbiasa bergurau. Kar...

Jalan Gelap Demokrasi dan Keadilan, Kumpulan Esai

  Judul: Jalan Gelap Demokrasi dan Keadilan, Kumpulan Esai Penulis: Abidin Fikri et.al Editor: Ons Untoro & Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, viii + 246 hlm  Cetakan Pertama: Oktober 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Tulisan dalam buku ini, mengajak para pembaca untuk mengenali, bahwa jalan demokrasi masih gelap. Hukum masih belum mengambil peran pokok sehingga kasus-kasus korupsi tidak pernah tuntas. Malah, yang mengawatirkan penegak hukum terjerat kasus korupsi. Sepanjang 80 tahun Indonesia merdeka, kasus korupsi tidak menyingkir, malah berada di sekitar kekuasaan. Korupsi menyebar di seluruh daerah di Indonesia. Dampak dari korupsi ini, ketidakadilan terlihat nyata. Sekelompok kecil masyarakat kekayaanya melimpah, masyarakat yang lain, dan jumlahnya lebih banyak susah dalam menjalani kehidupan, sehingga Indonesia seolah hanya seperti sebuah kampung. Para penulis dalam buku ini menunjukkan berbagai bentuk wajah, dalam menapaki jalan gelap demokrasi dan keadilan. Mis...

Empat Belas Purnama, Antologi Puisi 14 Tahun Sastra Bulan Purnama

  Judul: Empat Belas Purnama, Antologi Puisi 14 Tahun Sastra Bulan Purnama Penulis: Aan Subhansyah et.al Editor: Ons Untoro & Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, xxxii + 500 hlm  Cetakan Pertama: Oktober 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Buku puisi ini kita beri judul ‘Empat Belas Purnama’, yang tidak ditambahi kata tahun. Karena purnama tidak (selalu) menunjuk Sastra Bulan Purnama. Melainkan purnama bisa dimengerti sebagai keindahan dan sejenisnya, dan persahabatan yang menyenangkan, saling mengisi dan meneguhkan seperti ditaburi empat belas purnama. Sebut saja, purnama merupakan imajinasi yang menyejukan dan indah dilihat dari jauh, seolah seperti rembulan. Bisa kita bayangkan, bagaimana kalau persahabatan dipenuhi rembulan. Tak ada siasat, tak ada dominasi dan merasa paling hebat sendiri, atau  harus selalu diikuti keinginannya. Kondisi semacam ini tidak membetuk persahabatan rembulan. Yang terjadi malah sebaliknya: retak, pecah, patah Jadi, empat belas purnama ...

Narasi, Spiritualitas dan Cinta

  Judul: Narasi, Spiritualitas dan Cinta Penulis: H. Nasrullah Krisnam Editor: Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, xxxii + 112 hlm  Cetakan Pertama: September 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Narasi, Spiritualitas dan Cinta, kumpulan puisi karya H. Nasrullah Krisnam adalah puisi-puisi lepas yang ditulis dalam rentang waktu panjang, yang mencerminkan hospitalitas secara jelas. Seluruh kumpulan puisi ini mengungkapkan kesaksian tentang keterbukaan terhadap kehidupan. Ia menyediakan ruang luas bagi semua jenis kehadiran dan menyambutnya dalam keramahan. Ia membuka diri terha-dap kehadiran "yang lain", baik dalam rupa pribadi (personal-antropological), peristiwa (factual-historical), pengalaman (impressive-experiential), maupun kehadiran alam (natural-ecological) dengan semua suasana dan jejak pesona yang me-ngalir darinya. Hospitalitas atau keramahtamahan adalah kemilau cahaya yang berpendar lembut dalam setiap puisi yang terangkum dalam kumpulan ini. Narasi, Spiritualitas dan Cin...

Nur

  Judul: Nur Penulis: Arief Wibowo Mudhiantoro  Layout & Desain Cover: Vincensius Dwimawan Illustrator: Bia Maquilla  Isi:  17 X 25 cm, iv + 92 hlm  Cetakan Pertama: September 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Di lingkungan istana yang gemerlap dan penuh dengan bisikan-bisikan rahasia, seorang gadis pendiam dan pemberani menyimpan kekuatan tersembunyi.   Namun ketika keluarganya diundang ke perayaan ulang tahun Pangeran Malik yang meriah di istana kerajaan, segalanya mulai berubah. Di balik gaun sutra dan lampu-lampu istana, kebenaran tersembunyi mulai terkuak, dan kekuatan tak kasat mata menggapainya dalam kegelapan.   Saat kisah-kisah lama kembali hidup dan suara-suara misterius memanggil namanya, Nur mendapati dirinya di persimpangan jalan. Akankah ia tetap tinggal di dunia yang dikenalnya, atau mengikuti tarikan keajaiban yang belum ia pahami? Berakar pada keyakinan, cinta, dan keajaiban dari proses menjadi yang tenang, kisah Nur adalah kisah...

Jalan Jurnalisme Oka Kusumayudha

  Judul: Jalan Jurnalisme Oka Kusumayudha Penulis: Asti Musman  et.al. Editor: Ons Untoro, Sutirman Eka Ardhana, Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, x + 210 hlm  Cetakan Pertama: Agustus 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka MAS Oka Kusumayudha adalah seorang wartawan senior di Yogyakarta. Jabatan puncak yang dipegangnya adalah pemimpin redaksi dan Ketua PWI Yogya. Hampir semua wartawan senior di Yogya mengenal Mas Oka Kusumayudha, pun demikian wartawan muda. Ia akrab bergaul dengan paara wartawan, baik seangkatannya, maupun wartawan yang lebih muda. Mas Oka juga akrab dengan seniman dan budayawan di Yogya. Pendek kata, Mas Oka tidak hanya bergaul di kalangan wartawan saja. Sahabat-sahabat Mas Oka Kusumayudha, yang sekarang tinggal dan barkarier di kota-kota lain, tidak lagi di Yogya. Namun masih ada yang tinggal di Yogya. Mereka semua menulis untuk mengenang(kan) Mas Oka Kusumayudha. Di tahun 1980-an, mereka belajar menjadi wartawan dalam bimbingan mas Oka. Di kemudian hari, m...

Risalah Sunyi, Antologi Puisi Hari Kelahiran

  Judul: Risalah Sunyi, Antologi Puisi Hari Kelahiran Penulis: Yuliani Kumudaswari et.al. Editor: Indro Suprobo, Ons Untoro Isi:  14 X 20 cm, xviii + 276 hlm  Cetakan Pertama: Juli 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka SERINGKALI kita menemukan puisi, yang ditulis untuk dirinya sendiri, atau untuk orang lain. Momentum kelahiran memberi inspirasi penyair menulis puisi. Bahkan, bukan penyair tidak dilarang menulis puisi di hari ulang tahunnya. Setiap orang memiliki bulan kelahiran. Tanggal dan bulan bisa sama, bisa pula berbeda, meski dalam satu keluarga. Misalnya, ayahya lahir 6 Desember, anaknya 15 Desember dan ibunya 3 Juni. Perbedaan, tanggal dan bulan kelahiran, bagi penyair bisa memberi insipirasi untuk bersama menulis puisi dalam satu buku, misalnya yang lahir bulan April bersepakat menulis puisi dengan tema bulan April. Buku puisi yang diberi judul ‘Risalah Sunyi’ ini mengolah bulan kelahiran masing-masing, sehingga puisi kelahiran dari bulan Januari sampai Desember terdap...

Lorong Waktu, Lima Puluh Puisi Riwanto Tirtosudarmo

  Judul: Lorong Waktu, Lima Puluh Puisi Riwanto Tirtosudarmo Penulis: Riwanto Tirtosudarmo Editor: Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, xx + 56 hlm  Cetakan Pertama: Mei 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka Puisi-puisi, kalaulah bisa disebut sebagai puisi, yang ter-kumpul dalam buku ini, barangkali bisa dilihat sebagai penanda sebuah perjalanan.  Masing-masing dilahirkan, ketika muncul dorongan untuk menuliskan, bisa ketika sudah di tempat ber-teduh, atau pun ketika masih di tengah perjalanan. Sebagai penanda sebuah perjalanan, apa-apa yang dituliskan sering seperti catatan dari apa yang terlihat, meskipun ada juga yang mirip perenungan, meskipun tidak pernah mendalam. Setiap perjalanan selalu melewati lorong waktu, meskipun setiap saat kita sesungguhnya berada dalam sebuah pember-hentian, di sebuah titik di saat ini dan di sini, ketika itulah kita bisa menengok ke belakang, ke masa lalu yang telah menjadi ingatan. Di dalam lorong waktu itu kita pun seperti bisa menatap ke depa...

(Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik

  Judul: (Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik Penulis: Ahmad Syaify et.al. Editor: Ons Untoro, Indro Suprobo Isi:  14 X 20 cm, x + 282 hlm  Cetakan Pertama: Mei 2025 Penerbit: Tonggak Pustaka MEMBACA tulisan para lansia yang terhimpun dalam buku bertajuk (Lansia) Indonesia Tanpa Ruang Publik, mem-buat saya takjub. Karena, para lansia yang usianya di atas 60 tahun, bahkan ada yang mencapai 80 tahun, masih rajin menulis. Biasanya, lansia yang sudah pensiun, mengisi waktu dengan melakukan rekreasi, atau bermain dengan cucunya. Singkat kata, tidak lagi melakukan aktivitas yang ‘memeras’ atau mendayagunakan pikiran. Saya kian tertarik, justru karena mereka sudah lansia, lan-sia muda (60-65 tahun) maupun di atas lansia muda. Pada usia tersebut, aktivitas menulis masih terus dilakukan, pikir-an tidak dibiarkan berhenti untuk bekerja, namun dijaga agar terus digunakan, sehingga dalam usia senja pikiran tetap jer-nih dan waras. Yang mengundang decak kagum, ini bukanlah buku yang ...