Skip to main content

Lorong Waktu, Lima Puluh Puisi Riwanto Tirtosudarmo

 


Judul: Lorong Waktu, Lima Puluh Puisi Riwanto Tirtosudarmo
Penulis: Riwanto Tirtosudarmo
Editor: Indro Suprobo
Isi: 14 X 20 cm, xx + 56 hlm 
Cetakan Pertama: Mei 2025
Penerbit: Tonggak Pustaka

Puisi-puisi, kalaulah bisa disebut sebagai puisi, yang ter-kumpul dalam buku ini, barangkali bisa dilihat sebagai penanda sebuah perjalanan.  Masing-masing dilahirkan, ketika muncul dorongan untuk menuliskan, bisa ketika sudah di tempat ber-teduh, atau pun ketika masih di tengah perjalanan. Sebagai penanda sebuah perjalanan, apa-apa yang dituliskan sering seperti catatan dari apa yang terlihat, meskipun ada juga yang mirip perenungan, meskipun tidak pernah mendalam.

Setiap perjalanan selalu melewati lorong waktu, meskipun setiap saat kita sesungguhnya berada dalam sebuah pember-hentian, di sebuah titik di saat ini dan di sini, ketika itulah kita bisa menengok ke belakang, ke masa lalu yang telah menjadi ingatan. Di dalam lorong waktu itu kita pun seperti bisa menatap ke depan, ke masa yang akan datang yang tidak mungkin kita pastikan meskipun kita memandangnya dengan penuh harapan. Dalam lorong waktu, kita masing-masing me-nulis kehidupan.

Puisi-puisi ini  hampir selalu saya bagikan ke teman-teman dekat, mungkin sebagai pantulan rasa ingin berbincang, sema-cam kebutuhan untuk mengabarkan sesuatu, kadang karena dirasakan ada sesuatu yang mungkin tersambung dengan seo-rang sahabat. Kadang-kadang juga karena seperti ada yang dirasakan sebagai sesuatu yang mungkin menjadi kepedulian bersama, sesuatu yang meskipun bersifat pribadi tapi juga yang bertalian dengan hal-hal yang memiliki nilai publik.

Pada akhirnya, sebuah puisi kalau itu mau dikatakan sebagai puisi atau sekedar catatan perjalanan, meskipun terlahir sebagai kegelisahan yang bersifat pribadi, ketika sudah tersiarkan, tak lagi menjadi milik penulisnya lagi, ia telah menjadi sesuatu yang lain, mungkin menjadi sesuatu yang tidak lagi seperti apa ang diinginkan si penulis ketika melahirkannya. Oleh karena itu, selamat membaca.


Riwanto Tirtosudarmo