Skip to main content

Jalan Jurnalisme Oka Kusumayudha

 


Judul: Jalan Jurnalisme Oka Kusumayudha
Penulis: Agoes Widhartono et.al.
Editor: Ons Untoro, Sutirman Eka Ardhana, Indro Suprobo
Isi: 14 X 20 cm, x + 210 hlm 
Cetakan Pertama: Agustus 2025
Penerbit: Tonggak Pustaka

MAS Oka Kusumayudha adalah seorang wartawan senior di Yogyakarta. Jabatan puncak yang dipegangnya adalah pemimpin redaksi dan Ketua PWI Yogya. Hampir semua wartawan senior di Yogya mengenal Mas Oka Kusumayudha, pun demikian wartawan muda. Ia akrab bergaul dengan paara wartawan, baik seangkatannya, maupun wartawan yang lebih muda. Mas Oka juga akrab dengan seniman dan budayawan di Yogya. Pendek kata, Mas Oka tidak hanya bergaul di kalangan wartawan saja.

Sahabat-sahabat Mas Oka Kusumayudha, yang sekarang tinggal dan barkarier di kota-kota lain, tidak lagi di Yogya. Namun masih ada yang tinggal di Yogya. Mereka semua menulis untuk mengenang(kan) Mas Oka Kusumayudha. Di tahun 1980-an, mereka belajar menjadi wartawan dalam bimbingan mas Oka. Di kemudian hari, mereka menjadi wartawan profesional dan kariernya tidak lagi di Yogya, melainkan pindah di Jakarta.

Ada juga, anak-anak muda lainnya, yang berproses bersama Mas Oka Kusumayudha setelah tahun 2000-an, ketika Mas Oka sudah di Jogja TV dan mereka mendapat bimbingan darinya. Para anak didik, yang kemudian menjadi sahabatnya, menuliskan kenangannya bersama Mas Oka Kusumayudha. Dari 35 penulis, masing-masing mempunyai pengalaman berbeda dalam berinteraksi dengan Mas Oka Kusumayudha. Tulisan yang diterbitkan menjadi buku dan diberi judul ‘Jalan Jurnalisme Oka Kusumayudha’ dibagi dalam tiga bab. 

Bab pertama: Menjadi Wartawan. Dalam bab ini, para penulis menyampaikan proses belajar untuk menjadi wartawan, dan Oka Kusumayudha memberikan bimbingan sehingga pada proses selanjutnya, mereka menjalani profesi wartawan sampai usia pensiun menghampirinya, dan ada yang masih terus menjalankan profesi wartawan. Sebut saja, wartawan ‘didikan Oka’ merasa bahwa tanpa Mas Oka Kusumayudha mustahil mereka menjadi wartawan.

Bab kedua: Dedikasi dan Kesetiaan. Para penulis dalam bab ini, pernah bersentuhan dengan Mas Oka Kusumayudha tidak terlalu intens, atau mereka belajar menjadi wartawan, atau belajar menulis tidak langsung melalui Mas Oka. Mereka melihat dedikasi Mas Oka di bidang kewartawanan memberi inspirasi. Mas Oka, tidak hanya memiliki kesetiaan terhadap profesi wartawan, namun juga setia dalam menjaga persahabatan. Nilai-nilai seperti itulah yang memberi inspi-rasi para wartawan dan penulis lain, yang terus bersahabat dengan Mas Oka Kusumayudha.

Bab tiga: Kenangan Bersama Oka Kusumayudha. Para wartawan, yang bersentuhan dengan Mas Oka, memiliki kenangan yang tak terlupakan. Masing-masing memiliki kenangan yang berbeda, dan menunjukkan sisi kemanusiaan Mas Oka Kusumayudha sangat kuat. Dari kenangan-kenangan yang ditulis, ada yang menunjukkan betapa dekatnya persahabatannya dengan Mas Oka. Namun, ada juga yang hanya sepintas bersentuhan dengan Mas Oka, tapi kenangan padanya membekas, sehingga tak bisa dilupakan.

Dari tiga bab dalam buku ini, setidaknya kita bisa mengenali, bahwa jalan jurnalisme Oka Kusumayudha bukan hanya untuk dirinya, melainkan dia membuka ruang dan jalan bagi anak-anak muda untuk menjalani profesi wartawan dengan sungguh-sungguh.

Sampai akhir hanyatnya, melalui komunitas yang diberi nama Paguyuban Wartawan Sepuh (PWS) Yogyakarta, Mas Oka Kusumayudha menjaga persahabatan dan kesetiaannya pada profesi wartawan.

Silahkan menikmati buku ini, yang menyajikan aneka tulisan mengenai Mas Oka Kusumayudha.


Ons Untoro

Sutirman Eka Ardhana